Drama (Tema : Kebersihan Lingkungan)

Pak Kades, Pahlawanku!

                Di suatu pagi, di desa Budi Mulya nampak dua orang warga sedang berjalan mendekati bantaran sungai. Dua warga tersebut sedang membawa tempat sampah. Setelah sampai di bantaran sungai, sampah tersebut di buang begitu saja. Pak Eko, kepala dukuh desa Budi Mulya kebetulan sedang berada di dekat sungai. Melihat ulah warganya, Pak Eko langsung mendekatinya.
Pak Eko : (berjalan mendekati warga) “Hei, sudah ku bilang jangan buang sampah dibantaran sungai.” (sambil menunjuk sampah yang sudah dibuang)
Warga 1 : (terkejut) “Suka-suka saya, Pak. Lagian nanti juga akan dibersihkan petugas kebersihan.”
Warga 2 : “Iya, betul. Lagi pula sungai ini kan bukan sungai bapak.”
Pak Eko : “Ini memang bukan sungai saya. Tapi sungai ini bukan tempat sampah. Dan kalian berdua sebagai warga harus menjaga lingkungan. Janganhanya menghandalkan petugas kebersihan saja. Cepat ambil sampahnya dan buang ditempat sampah yang sudah di sediakan!”
Warga 1 : “Ah sudah terlanjur, pak. Biar di bersihkan petugas kebersihan saja.”
Pak Eko : “Jangan seperti itu. Kalian harus bertanggung jawab atas perbuatan kalian.”
Warga 2 : (berbicara dengan ekspresi jijik) “Tapi kami tidak mungkin memungut sampah-sampah itu, Pak.”
Warga 1 : “Iya, Pak. Kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi.”
Pak Eko : (menggelengkan kepala) “Tidak. Kalian harus tetap bertanggung jawab. Ayo, sekarang bersihkan sampah itu!”
Warga 1 : “Baik, Pak. Akan saya buang di tempat sampah, Pak.” (memunguti sampah tersebut dengan enggan)
Pak Eko : “Saya ingin ibu-ibu datang ke rumah saya nanti sore. Apakah bisa?”
Warga 2 : “Bisa, Pak. Tetapi untuk apa?” (mengerutkan kening heran)
Pak Eko : “Saya akan menjelaskan nanti, Bu.”
Warga 1 : “Baik, Pak.”
Pak Eko : (menganggukkan kepala dan berjalan menjauh)
Warga 1 : (membuang sampah pada tempatnya) “Kenapa kepala desa itu sok mau jadi pahlawan sih?”
Warga 2 : “Mungkin agar terlihat seperti kepala dukuh yang baik. Atau ingin mendaftar menjadi caleg?”
Warga 1 dan 2 : (tertawa bersama)

Di rumah Pak Kades
Warga 2 : (mengetuk pintu rumah Pak Kades)
Pak Eko : “Oh ibu-ibu. Silahkan masuk, Bu.”
Warga 1 : “Ada apa, Pak Kades? Mengapa memanggil kami ke rumah bapak?”
Pak Eko : “Silahkan duduk dulu, Ibu-ibu.”
Warga 1 dan 2 : (duduk di sofa ruang tamu)
Warga 2 : “Jadi, bagaimana Pak?”
Pak Eko : “Biarkan Ibu petugas kebersihan dan kakak KKN ini yang menjelaskan, Bu. Kebetulan mereka sedang melakukan penelitian di desa ini.”
Petugas Kebersihan : “Ibu-ibu, apakah kalian berniat membuang sampah di bantaran sungai tadi pagi?”
Warga 1 : “Iya, Bu. Tapi kami sudah memungutnya kembali.”
Warga 2 : “Iya, kami sudah membuang pada tempatnya. Apa salah kami?”
Petugas Kebersihan : “Ibu sudah benar karena membuang sampah pada tempatnya. Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Pak Eko karena sudah mengingatkan warganya.”
Pak Eko : (menganggukkan kepala) “Ya, Bu.”
Petugas Kebersihan : “Apakah Ibu-ibu tahu apa akibatnya jika membuang sampah sembarangan? Terutama membuang sampah di sungai.”
Warga 1 : “Apa akibatnya, Bu?”
Petugas Kebersihan : “Sampah-sampah itu akan menumpuk dan membuat sungai menjadi penuh hingga menyebabkan banjir. Hal itu akan sangat merugikan masyarakat di sekitar.”
KKN : “Selain itu, membuang sampah sembarangan juga mengotori lingkungan yang membuat ekosistem sungai terganggu. Kemudian makhluk hidup yang ada didalamnya akan mati.
Warga 2 : “Loh? Bukannya sampah itu akan di bersihkan oleh petugas kebersihan?”
KKN : “Itu benar, Bu. Petugas kebersihan memang bertugas untuk memunguti sampah-sam...”
Petugas Kebersihan : (memotong pembicaraan KKN dan berdiri dari sofa) “Tapi bukan berarti itu hanya tugas para petugas kebersihan, Bu! Setiap warga juga harus menhaga kebersihan lingkungan!”
Warga 1 dan 2 : (terkejut atas kemarahan petugas kebersihan) Wow!
Petugas Kebersihan : “Lagipula jika desa ini terkena banjir, warga juga kan yang repot!” (menggebrak meja)
KKN : “Sudah, Bu. Sudah.” (ikut berdiri untuk menenangkan petugas kebersihan) Jangan terlalu emosi. Mereka mungkin belum mengerti.”
Pak Eko : “Janganlah menggunakan emosi untuk menyelesaikan masalah, Bu. Lebih baik kita bicarakan ini dengan baik-baik.”
KKN : “Iya, Bu. Lagipula Ibu-ibu ini kan juga sudah membuang sampah pada tempatnya.”
Petugas Kebersihan dan KKN : (kembali duduk)
KKN : “Petugas kebersihan memang bertugas untuk membersihkan lingkungan sekitar. Akan tetapi jika semua orang tidak membuang sampah pada tempatnya, bagaimana para petugas kebersihan mengatasi semua itu?”
Petugas Kebersihan : “Nah, itu benar! Jika semua warga membuang sampah sembarangan, para petugas kebersihan tidak dapat mengatasi sampah-sampah itu dengan cepat. Dengan begitu, potensi banjir akan semakin besar.”
KKN : “Lagipula apa susahnya membuang sampah pada tempatnya, Ibu-ibu? Bukankah sudah ada tempat sampah yang di sediakan?”
Warga 2 : “Ya, kami tahu. Hanya saja, tempat sampah itu sudah penuh. Kami bingung harus membuang dimana.”
KKN : “Kalau begitu, Ibu-ibu bisa membuang sampah ke dalam kantung plastik besar dan mengikatnya. Kemudian sampah itu bisa di letakkan di dekat tempat sampah.”
Petugas Kebersihan : “Dan dengan begitu, para petugas kebersihan akan mengambilnya.”
Warga 1 dan 2 : (menganggukkan kepala mengerti)
Pak Eko : “Jadi bagaimana, Ibu-ibu? Apakah sudah mengerti?”
Warga 2 : “Iya, Pak. Kami mengerti.”
Warga 1 : “Terimakasih sudah mengingatkan kami, Pak. Dan terimakasih sudah memberikan wawasan bagi kami. Kami tidak akan mengulanginya lagi.”

                Akhirnya mereka saling berjabat tangan untuk meminta maaf dan berpamitan. 


Karya : Ajeng Ramadhani

0 komentar:

Posting Komentar