Sinopsis Novel When Cupid Fall in Love


Identitas Novel


Judul                           : When Cupid Fall in Love
Pengarang                   : Utami Pratiwi
Penerbit                       : Cupid Buku Remaja
Kota Terbit                  : Yogyakarta
Tahun Terbit                : 2006
Editor                          : -
Ilustrator                     : -
Cetakan                       : Pertama
No ISBN                     : 979-24-9404-9


I.                   Sinopsis

When Cupid Fall in Love

            Aku seorang Cupid perempuan. Namaku Roqua, lahir di Kompleks Kerajaan Langit pada tanggal Bulan Purnama ke-100 bertepatan dengan mekarnya bunga mawar. Aku mempunyai seorang sahabat Cupid laki-laki yang bernama Lious. Dia lebih tua dariku satu depa dari Saturnus ke Pluto. Lious lahir pada bulan purnama ke-99, bertepatan pada saat gugurnya bunga Lily. Dia adalah seorang Putra Mahkota dari Kerajaan Langit.
            Hari ini di sekolah kami ada pelajaran memanah. Cupid cewek berlatih di lapangan sebelah kanan. Di sana sudah terjejer hati tiruan sebagai sasaran anak panah. Aku mulai memanah, dari lima kesempatan, semuanya meleset. Seorang Cupid harus hati-hati karena panah yang meleset bisa mengenai orang lain dan dapat terjadi jatuh cinta yang tidak dikehendaki.
             Aku mengeluh panjang dan bermalas-malasan di tempat duduk setelah latihan memanah selesai. Saat itu Lious menawarkan agar bisa membantuku berlatih. Aku tak hentinya mengucapkan terima kasih pada Lious.
            Pelajaran berikutnya adalah Ilmu Dunia. Dalam pelajaran ini, kami belajar tentang manusia. Aku terobsesi dengan dunia manusia dan ingin cepat dewasa dan menjalankan tugas agar dapat melihat dunia tersebut. Tapi untuk menjalankan tugas, seorang Cupid harus ahli dalam memanah.
            Kami pulang dengan puluhan anak panah di punggung. Aku dan Lious menuju rumahku yang terletak di atas dataran tinggi menjulang. Rumah yang kecil bulat. Di sampingnya terdapat pohon yang menempel pada salah satu sisi rumah. Pohon yang selalu berwarna cokelat namun jika tahun lily datang pohon itu berubah menjadi warna ungu muda yang lembut.
            Kami masuk dari pintu depan rumah. Lious sering makan malam di rumahku, dia bilang masakan Ibu lebih enak daripada masakan di Istana.
            Saat aku mempersiapkan makan malam, ternyata pengawal kerajaan datang ke rumah menjemput Lious, lalu Lious pulang.
            Sambil bergegas masuk ke Istana dan menuju ke ruang makan, ternyata Sepupu Lious yang bernama Cocoa datang. “Ayah Cocoa menitipkan Cocoa untuk tinggal di sini beberapa waktu. Dia juga akan bersekolah di sini. Maka itu mulai sekarang kamar yang biasa untuk berlatih memanah akan ditempati Cocoa. Sementara itu, tempat memanah di pindahkan ke beranda depan.” kata Ayahnya.
            Ketika makan malam usai, Lious pergi ke beranda untuk latihan memanah. Lalu Cocoa datang menghampiri Lious dan mereka berlatih bersama.
            Akupun datang dari balik balkon. Ternyata ada seorang cupid di sana. Aku berkenalan dengan Cocoa dan berbincang bersama. Hingga tak terasa malam semakin larut. Aku pun harus pulang. Aku diantar Lious menggunakan unicorn.
            Saat sampai di rumah, semuanya sudah tidur. Aku masuk lewat jendela kamar, agar tidak membangunkan keluargaku. Aku berterima kasih pada Lious, lalu Lious pulang.
            Hari ini kami akan belajar sifat-sifat manusia dan ekspresinya. Kami pulang bersama menggunakan kereta kerajaan. Sebenarnya Lious lebih suka terbang atau naik unicorn. Tapi semua ini untuk menyesuaikan Cocoa.
            Saat sampai di Istana ada Raja(Ayah Lious) sedang duduk di singgasananya, tanpa ditemani Sang Ratu. Ibu Lious sudah lama meninggal. Kami menyapa Ayahnya.
            Kami menghabiskan waktu bersama selama bertahun-tahun hingga kami tumbuh seiring waktu yang berlalu.
            Ziiiing!! panahku menancap tepat di hati tiruan. Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan Lious dari belakang. Lalu Lious mengajakku pulang. Dan aku bersiap untuk pulang. Lious membawakanku unicorn berwarna merah, yang bernama RedBaz. Aku sudah mahir mengendarai unicorn. Saat aku masuk rumah bersama Lious, semua orang berteriak “Selamat Ulang Tahun” ke arahku. Semua teman sekolahku ada di sana. Yang membuat semua pesta ini ternyata Lious.
            Hari ini umurku genap 16 tahun. Cocoa memberikan hadiah gaun cantik berwarna merah muda. Sedangkan Lious memberi hadiah sebuah unicorn, yaitu RedBaz.
            Lious dan Cocoa pulang dengan unicorn. Dalam perjalan pulang, Cocoa menyadari bahwa rasanya ia mencintai Lious.
            Kali ini aku sudah mahir memanah, jadi aku tak takut lagi pada pelajaran memanah. Tapi, tingkat kesulitannya bertambah. Sepertinya aku perlu mengambil privat lagi dengan Lious.
            Ada kabar yang diberitakan Ayah, bahwa para peramal mengatakan tahun ini adalah tahun burung. Kata mereka akan terjadi kekacauan setahun mendatang, tapi semua disuruh diam saja dan memperhatikan.
            Aku mempunyai adik, namanya Orca, dia Cupid laki-laki. Dia lebih hebat dibandingkan aku.
            Setahunpun telah berlalu. Semua Cupid remaja ribut ketika mereka bangun di awal tahun, kecuali aku. Di jari kelingking setiap Cupid akan ada benang melingkar yang menghubungkan jodohnya. Jika didekatkan dan jodoh, talinya memendek hingga seperti mengikat jari keduanya.
            Di jari kelingkingku ada benang berwarna merah. Sedangkan di jari kelingking Cocoa ada benang berwarna merah muda. Dan di jari kelingking Lious ada dua benang, yang satu berwarna merah dan yang satunya berwarna merah muda. Cocoa yakin benang itu akan menghubungkan ke jari kelingking Lious. Rasanya dia tidak siap dengan ini.
            Kami ada ujian hari ini, seleksi untuk mendapat surat kelulusan bertugas di dunia manusia.
            Saat pengumuman kelulusan, Cocoa tidak masuk sekolah karena sakit. Setelah pulang sekolah, kami akan menjenguknya. Dan hasil pengumumannya, semua lulus.
            Saat kami pulang ke Istana, Cocoa sudah tidak ada. Dia baru saja pulang ke tempat asalnya dan meninggalkan surat untuk aku dan Lious.
            Isi suratnya, Cocoa meminta maaf dan menjelaskan dua benang yang ada di jari Lious. Benang yang berwarna merah akan bersambung ke jari Roqua karena Lious sangat mencintainya, dan benang yang merah muda menyambung ke tangan Cocoa, tetapi ia melepasnya.
            Tiba-tiba benang merah muda di jari Lious menghilang. Kami segera menyusul Cocoa. Kami tiba juga di rumah Cocoa. Aku dan Cocoa berbincang berdua. Lalu aku dan Lious pulang.
            Lious mendapati wajahku murung selama perjalanan. Lious mengutarakan perasaan cintanya kepadaku.
Keesokan harinya aku bangun, seperangkat anak panah lengkap dengan busur yang masih baru terletak di dekat meja. Mulai besok aku akan bekerja di dunia manusia.
            Di jariku ada benang hitam yang melingkar. Aku pikir kotor. Sudah di cuci, tapi tetap saja tak mau hilang. Lalu ibu memanggil, sehingga konsentrasinya buyar seketika. Ternyata Cocoa datang. Dia ingin mengajakku untuk berangkat bersama.
            Hari ini aku akan memandikan RedBaz di sungai. Cocoa dan Lious pun ikut menemani. Kami semua basah, karena bermain air dan terkena cipratan air besar dari sepakan kaki RedBaz.
            Ketika waktunya aku kembali ke tempat tidur, Aku kembali merasakan panas di jari kelingkingku. Namun rupanya aku amat sangat mengantuk hingga mata ini begitu cepat terpejam sebelum menemukan jawabannya.
            Aku bangun keesokan harinya dan benang itu telah tumbuh panjang sekitar 5 cm. Aku tidak memberitahu orang tuaku. Karena ini hari pertamaku bertugas. Aku tak ingin sebuah benang hitam itu menjadi masalah dan jadi terlambat untuk melihat dunia manusia. Aku memutuskan memakai sarung tangan untuk menyembunyikannya.
            Pagi itu kami berkumpul di sebuah ruangan, di sana ada pintu yang menembus ke dunia manusia. Kami segera terjun, dan kami sudah berada di dunia manusia.
            Saat di dunia manusia, aku terkejut dengan suatu tempat yang sama persis tergambarkan di mimpiku. Tetapi aku menyingkirkan pikiran yang mengusik itu. Karena gemetaran, panahku meleset mengenai meja yang di seberangnya. Seseorang yang duduk di meja itu terlonjak dan mengamati anak panahku yang seharusnya tak terlihat.
            Karena melihatku, pemuda itu bergegas menghampiri gedung tempat aku berdiri di atapnya. Sesaat kemudian rasa panas di jari kelingkingku timbul lagi. Kali ini lebih panas dan lebih sakit. Ketika pemuda itu sampai di atap gedung tempatku berada, kulihat benang di jariku semakin memanjang, dan memanjang. Aku kesakitan hingga tak bisa mengepakkan sayapku untuk terbang. Aku pun terjatuh, terpuruh di atap gedung. Benang di jariku semakin panjang hingga akhirnya mengikat jari kelingking pemuda tak di kenal itu.
            Pemuda itu kesakitan sambil menggenggam jarinya. Rupanya dia merasakan kesakitan yang sama. Tiba-tiba terdengar suara Lious yang memanggilku dari atas gedung aku berada. Lious menghampiriku. Hanya itu yang kuingat, karena setelah itu  aku pingsan.
            Lious membawaku pulang. Dokter Cupid bilang aku tidak sakit sama sekali. Masalahnya hanya satu, dia meneliti apa yang ada di jariku. Dan dia memanggil penasihat Istana(DanVers) untuk menelitinya.
Aku tersadar ketika langit mulai merah dan Venus mulai hanya terlihat setengah. Lalu aku memandang jari kelingkingnya yang berada di bawah selimut dan benang hitam itu masih ada.
            Saat kami berbincang-bincang, DanVers datang dan menyuruh meninggalkan aku bersamanya. DanVers bertanya dari mana asal benang hitam itu. Aku tidak tahu, tiba-tiba saja sekitar dua hari yang lalu jarinya terasa panas dan sakit. Lalu timbulah benang hitam itu. Menurut DanVers itu sama seperti benang yang lain dan itu tanda jodoh. Lalu DanVers segera keluar dari kamar. Aku tetap belum mengerti. Dan mencoba menyusulnya. Namun Cocoa yang dari tadi menguping, menarikku kembali masuk ke dalam kamar. Dan menyuruhku diam dan mendengarkan apa yang DanVers sampaikan pada orang-orang di bawah.
            Keesokan harinya aku bangun, aku merasa lebih segar. Karena berita terakhir dari Lious bahwa aku dapat melaksanakan tugasku lagi. Dengan mantap aku mengambil busur beserta anak panahnya dan segera berangkat. Dalam daftar yang diserahkan, ada 20 orang yang mesti ditembak dengan anak panah. Kami menuju ruang bawah tanah Istana yang mempunyai satu-satunya pintu untuk menyambung ke dunia manusia.
            Aku sudah menjalankan misi dengan sukses. Sudah 19 orang yang kutembak, tinggal 1 lagi. Aku terus mencari sinar biru. Aku menoleh ke sebelah selatan dan ternyata di sana ada tandanya. Aku melesat terbang kearah tersebut, melewati gedung dan aku tersentak.
            Aku menghadap pada sebuah jendela yang terbuka lebar dengan tirainya yang terurai keluar. Ada seorang keluar melongok kepadaku dan tersenyum. Dan ternyata dia adalah pemuda yang kemarin, mamanya Daniel. Dia memimpikanku. Benangnya tersambung tapi kali ini tidak sakit. Aku mendekat ke jendela tersebut. Tugasku terlupakan sejenak.
            Daniel menceritakan tentang keluarganya. Satu yang belum dapat terkabul. Sebelum ibunya meninggal, dia titip pesan untuk Ayahnya agar mengatakan bahwa Ibu mencintai Ayah.
            Setelah mendengar cerita itu rasanya aku ingin berbuat banyak untuk Daniel. Aku ingin mewujudkan salah satu impiannya.
            Akhirnya aku sampai di tempat tidur. Aku merasakan benang hitam itu makin tebal. Aku memikirkan Lious, juga Daniel. Pikirannya lebih terarah pada Daniel.
            Esok harinya aku sudah berada di dalam gedung itu lagi. Kembali mendengar Daniel bercerita.
            Ketika ingin pulang, aku teringat kata-kata Daniel tentang Ayahnya. Aku ingin mempertemukan Daniel dengan Ayahnya. Aku terus mencari. Akhirnya aku menemukan seorang pria tua yang sedang duduk di pinggir kapal kecil. Dia menangis sambil melihat foto Daniel. Lalu aku membawanya ke atap gedung Daniel tinggal, tanpa menghiraukan seribu peraturan dunia cupid. Akhirnya mereka bertemu, dan Daniel menyampaikan pesan dari Ibunya. Sementara itu, aku pulang.
            Saat aku kembali ke dunia manusia, ternyata Ayah Daniel meninggal.
            Hari ini aku bersiap-siap. Seperti biasa, aku akan melaksanakan tugasku. Makin hari daftar orang-orang yang akan dipanah makin bertambah. Hari ini ada 100 orang setiap balahan dunia.
            Aku menembakkan panah ke sinar biru. Aku sudah memanah 99 orang. Dia mencari ke mana=mana tidak menemukannya. Akhirnya dia menemukan sinar biru yang berada tepat pada kamar Daniel. Dan cahaya biru itu memang berasal dari Daniel. Aku tidak bisa melakukan itu. Aku tidak bisa memanahnya. Tapi kami tak mungkin bersatu, karena kami berasal dari dunia yang berbeda. Aku tak kuasa menahan air mata yang terus turun dari mataku. Rasa sakit jariku pun makin hebat. Akhirnya anak panah itu kulepas, dan menancap tepat di dada Daniel. Rasanya sayapku tak kuat lagi untuk mengepak. Aku menggunakan seluruh tenegaku untuk memanah Daniel. Aku pun terjatuh dari atas lantai lima itu. Aku terbangun di kamar. Aku pingsan selama dua hari.
            Aku kembali menemui sang nenek peramal yang waktu itu kutemui di sekolah. Lious telah menunggu di luar. Berhari-hari ini Lious sangat khawatir karena keadaanku sangat aneh.
            Lious mau bertanya, namun cupid yang dicintainya dengan cepat memeluknya.
            Bertahun-tahun kemudian ketika aku melewati apartemen tempat Daniel tinggal, aku masih bisa melihat kenangan terakhir kali aku memanahnya disana. Saat aku menengoknya, terdengar suara tangisan yang kencang dari apartemen itu. Aku melihat Daniel menggendong seorang bayi, bersama seorang wanita di sampingnya. Daniel sangat bahagia. Aku pun juga ikut bahagia.

II.          Unsur Intrinsik

1.   Tema                       : Percintaan dan Persahabatan
2.   Topik                      : Pengorbanan
3.    
Tokoh
Watak
Penokohan
Roqua
Ramah
Baik
-“Hallo, Cocoa!! Aku Roqua!” (hal 18 paragraf 5)
-. . . dalam hatiku ada rasa syukur yang sangat dalam, melihatnya begitu bahagia hingga akupun tak kuasa menahan airmataku.(hal 121 paragraf 2)
Lious
Baik
“Terimakasih, Lious. . .kau sungguh baik. Mungkin suatu saat kau akan menjadi Raja yang baik juga.” (hal 17 paragraf 4)
Cocoa
Perhatian
“Wah. . . kau sangat bersemangat sekali rupanya!!” (hal 22 paragraf 4)
Daniel
Setia
“Kau akan memanahku? Berharap aku jatuh cinta pada siapa? Aku telah jatuh cinta sepenuhnya kepadamu…” kata Daniel. (hal 112 paragraf 2)
Ibu Roqua
Perhatian
“Dia bangun!!” kata Ibu. “Roqua? Kau tidak apa-apa, Nak?” tanya Ibu cemas. (hal 79 paragraf 3)

4.   Setting                    :
a.       Tempat  : -Sekolah
  -Rumah Roqua
  -Istana ( Rumah Lious )
  -Dunia Manusia
b.      Waktu   : Tahun Burung
c.       Budaya : Perkotaan
5.   Sudut Pandang       : Aku ( Orang Pertama )
6.   Alur                                    :
a.       Paparan             :  Roqua dan Lious adalah sahabat dekat. Kebersamaan mereka di lengkapkan dengan kehadiran Cocoa sepupu Lious, yang sekarang tinggal di istana Lious. Mereka selalu bersama dalam suka dan duka.
b.      Konflik             : Ternyata Cocoa mencintai Lious, tetapi Lious tidak mencintainya, karena Lious mencintai Roqua. Akan tetapi, cinta Lious bertepuk sebelah tangan. Roqua mencintai Daniel, begitupun dengan Daniel.
c.       Klimaks            : Terbongkarnya Roqua yang mencintai Daniel, manusia biasa oleh negeri cupid.
d.      Leraian              :  Roqua yang akhirnya memutuskan untuk memanah Daniel yang menjadikan Daniel mencintai wanita lain dan membuat Daniel tidak bisa melihat Roqua lagi. 
e.       Penyelesaian     : Akhirnya Daniel hidup bahagia dengan wanita lain dan dianugerahi seorang anak. Roqua senang dapat melihat Daniel bahagia dan melanjutkan hidupnya bersama Lious.
7.      Amanat             : Setiap masalah yang berhubungan dengan akan retaknya persahabatan, lebih baik diselesaikan tanpa adanya hasil perpecahan. Karena sesungguhnya persahabatan sangat indah dan di sayangkan untuk hancur karena suatu masalah.

III.        Peristiwa dan Tanggapan
1.      Di atas tempat tidur Cocoa ada sebuah surat. Dan surat itu memang untuk Lious dan Roqua. Tetapi Ayah Lious telah membacanya terlebih dahulu.
Tanggapan : Menurut saya, seharusnya Ayah Lious tidak membacanya karena surat itu untuk Lious dan Roqua.
2.      Lious menyembunyikan perasaan pada Roqua karena takut akan membuat Roqua menjadi merasa aneh berhubungan dengan Lious.
Tanggapan : Menurut saya, tindakan Lious adalah tindakan yang bagus. Karena Lious lebih mementingkan persahabatan dibandingkan perasaan.
3.      Belum terselesaikannya tugas Roqua yang seharusnya menembak 20 hati orang, tetapi baru menembak hati orang yang ke-19. Karena ditinggalkan untuk sekedar berbincang dengan Daniel, manusia biasa.
Tanggapan : Seharusnya Roqua melanjutkan tugasnya, karena itu lebih penting daripada yang lain. Dan itu sudah menjadi tugas serta kewajiban sebagai Cupid.
4.      Esok harinya Roqua sudah berada di dalam gedung itu lagi.
Tanggapan : Seharusnya Roqua tidak mendatangi gedung itu lagi, karena DanVers sudah mengatakan bahwa Roqua dan Daniel jodoh. Itu membuat mereka tambah jatuh cinta. Dan itu merupakan hubungan terlarang.
5.      Pengorbanan Roqua memanah Daniel untuk bisa mencintai wanita lain dan menjalani hidupnya dengan wanita itu.
Tanggapan : Saya pribadi, terharu atas pengorbanan Roqua untuk merelakan Daniel berbahagia dengan wanita lain.
6.      Roqua turut bahagia karena melihat Daniel hidup bahagia dengan wanita lain yang juga dikaruniai anak.
Tanggapan : Tindakan Roqua yang turut bahagia atas kebahagiaan Daniel itu merupakan tindakan yang mulia. Karena tidak banyak orang yang bisa bahagia melihat orang yang dicintainya bersama orang lain.

IV.            Tanggapan Terhadap Isi Novel
Setelah saya membaca novel ini, saya jadi lebih mengerti arti sebuah persahabatan dan pengorbanan. Meskipun pengorbanan itu sangat sulit di lakukan, tetapi dapat membuat sebuah kebahagiaan yang lebih indah.

0 komentar:

Posting Komentar